Rabu, 03 September 2014

Analisis Determinan Waktu Pengungkapan Status Diri Odha Terhadap pasangan di Kota Pontianak Kalimantan Barat 2013

KURNIAWATI MAGISTER PROMOSI KESEHATAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN HIV AIDS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013 Penyebaran HIV AIDS di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Pengidap HIV positif di Indonesia sampai dengan trimester ke 3 tahun 2012 mencapai angka kumulatif sebanyak 86.762 kasus. Propinsi Kalimantan Barat tercatat menempati posisi ke delapan dengan angka kumulatif sebanyak 3.353 kasus, Kota Pontianak menempati urutan pertama dalam penyebaran HIV yaitu sebanyak 1.788 kasus kasus HIV AIDS menurut faktor resiko penularan, kelompok heteroseksual menempati posisi pertama dengan jumlah kasus sebanyak 1750 kasus. Hal tersebut memperlihatkan bahwa masih rendahnya pengetahuan masyarakat untuk melindungi diri dari penularan HIV AIDS dari atau kepada pasanganya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Waktu Pengungkapan Status Diri Odha Terhadap pasangan di Kota Pontianak Kalimantan Barat. Jenis penelitian yang digunakan adalah research eksplanatory dengan pendekatan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua odha yang ada di kota Pontianak yaitu sebesar 1583. Dengan jumlah sampel 10% dari populasi yaitu 160 responden. Analisis data menggunakan uji statistik chi square secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Waktu pengungkapan status HIV responden kepada pasangan sebagian besar responden mengungkapkan lebih cepat sebesar 53,1%. Waktu yang paling cepat adalah 1 (satu) hari dan yang paling lama adalah 1.825 hari (5 tahun) dengan rata-rata waktu pengungkapan kepada pasangan adalah 218,46 hari. Secara bivariat variabel yang behubungan terhadap waktu pengungkapan adalah umur (p=0,010), status perkawinan (p=0,006), keikutsertaan kegiatan kelompok dukungan sebaya (p=0,002), dukungan konselor (p=0,000), dukungan manager kasus (p=0,000). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah jenis kelamin (p=0,794), tingkat pendidikan (p=0,966), status HIV pasangan (p=1,000), status pekerjaan (p=0,441), orientasi seksual (p=0,830), penanggung biaya hidup (p=0,410) dan tempat VCT (p=0,295). Hasil analisis multivariat menyatakan bahwa faktor paling berpengaruh adalah dukungan dari konselor (OR/Exp(B) = 3,723) yaitu responden yang mendapat dukungan dari konselor mempunyai kecenderungan 3 (tiga) kali lebih besar untuk lebih cepat mengungkapkan status HIV kepada pasangannya dibandingkan yang tidak mendapatkan dukungan dari konselor. Penelitian ini merekomendasikan perlunya peningkatan upaya promosi kesehatan terkait dengan pengendalian laju epidemi HIV AIDS khususnya mengenai waktu pengungkapan status HIV kepada pasangan dalam upaya menurunkan resiko penularan HIV kepada pasangan dari jalur seksual melalui perilaku seksual yang aman.